Minggu, 02 Mei 2010

Metamorfosis si Pembuat Masalah

JAUH lebih dewasa membuatnya kalem. Itulah pilihan yang kini dijalani Deco, sesuatu yang sangat bertolak belakang kala ia berada di puncak karier sekitar empat tahun silam. Saat berada di atas, Deco terkenal sebagai pesepakbola yang arogan dan tidak mengenal kompromi, plus menjadi raja di ruang ganti saat jeda.

Sikap seperti itulah yang membuatnya harus terlempar dari skuad utama Barcelona. Sang trouble maker, bersama Ronaldinho langsung dikirim manajemen keluar dari Camp Nou demi menjaga kestabilan para jugador klub asal Catalonia menyongsong pimpinan baru, Josep Guardiola. Nyatanya pilihan El Barca benar, ruang ganti pemain menjadi lebih kondusif, dan hasilnya sangat positif. Begitu pindah keChelsea, Deco terus belajar. Hasilnya, kini ia sukses menjadi seorang pesepakbola yang terbilang kalem dan mau berbagi bagi para juniornya di timnas Portugal. Perubahan tersebut, meski sebenarnya terlambat, disambut gembira pelatih Carlos Queiroz. “Dia menjadisisi lain, itu sangat menyejukkan hati dan kini dia bisa benarbenar menjadi leader di luar lapangan meski ban kapten ada pada Cristiano,” cetus Queiroz.

Deco mengaku, kondisi tersebut diperuntukkan bagi prestasi timnas Portugal. Praktis dalam dua tahun terakhir, semenjak kegagalan di Euro 2008, pemain berusia 32 tahun ini berubah drastis. Bermain bersama anak-anak muda seperti Cristiano Ronaldo Silvestre Varela, Nani, Hugo Almeida, Joao Moutinho, Raul Meireles sampai Miguel Veloso, membawa Deco pada sosok yang jauh lebih dewasa. Tak heran, semua itu bisa menjadi modal baginya untuk membawa Portugal lebih jauh melangkah di Piala Dunia Afsel, ketimbang empat tahun silam. “Portugal membutuhkan banyak pemain berpengalaman, tidak hanya melulu teknik. Dan egoistis menjadi penyakit lama di tim ini, jadi apa salahnya berubah agar Portugal bisa berprestasi lebih bagus lagi,” tutur Deco.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar